Rabu, 27 Agustus 2008

Tokoh Masyarakat Lembata Tolak Penambangan

LINGKUNGAN

JAKARTA (MI): Tokoh masyara­kat Lembata menolak kehadiran perusahaan tambang emas di Pu­lau Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka khawatir penambangan itu akan merusak lingkungan sekitar Pulau Lem­bata.

Kondisi tanah di Pulau Lembata labil. Penambangan emas akan membuat pulau semakin ambles sehingga permukaan air laut se­makin naik.

"Akibat penambangan, tidak menutup kemungkinan Lembata akan tenggelam," kata Pater Mi­kael OFM, tokoh masyarakat Lembata pada acara diskusi di Jakarta, Sabtu (21 / 6).

Sudah lama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lembata mengetahui adanya kandungan emas di Pulau Lem­bata. Hal itu diketahui dari bahan baku keramik di daerah Nagawu­tung dan Buyasuri. Karena itu, perusahaan tambang PT Merukh tertarik melakukan penambang­an di Lembata.

Belum lama ini, Pemkab Lem­bata dan PT Merukh telah me­lakukan nota kesepakatan pe­nambangan emas di Lembata.

"Masyarakat bukan menolak kesejahteraan. Tapi, arti kesejah­teraan menurut mereka adalah tinggal aman di tanah kelahiran. Bukan hanya emas. Ini yang bisa kami sebut sebagai kearifan lokal karena mereka lebih berpikir pan­jang daripada pemkab," ujar Pa­ter yang mewakili warga.

Eksplorasi penambangan emas rencananya selambat-lambatnya dilakukan pada Oktober 2008. Pater mengaku sangat khawatir penambangan itu akan merusak kehidupan masyarakat dan eko­sistem di Lembata. (*/H-2)


Sumber: Media Indonesia,

Tidak ada komentar: