HUT KEMERDEKAAN
JAKARTA (MI): Sebanyak 30 penari asal Lembata, Nusa Tenggara Timor (NTT) yang beraksi di Istana Negara saat acara HUT ke-63 Kemerdekaan RI di Istana Negara, 17 Agustus lalu, akhirnya pulang setelah hampir sepekan telantar di Jakarta, kemarin.
Para penari tarian Baleo, yang mengisahkan tentang proses penangkapan ikan paus, itu terdiri dari siswa SLTA. Nasib mereka terkatung-katung di sebuah rumah kontrakan milik Dominik Rully di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, karena ditelantarkan pimpinan rombongan, yang juga Kepala Dinas Depdiknas Lembata, Martin Didi Lejak.
Sebelumnya, para penari ini menginap di Graha Wisata Remaja TMII, selama sepuluh hari sebelum upacara di istana.
Namun, sehari setelah tampil menawan di istana, mereka diusir dari penginapan karena Martin menarik uang yang disetorkan kepada pengelola penginapan, sedangkan Martin menghilang.
"Mereka sewa penginapan untuk penari dan rombongan. Total uang sewa Rp 1 juta. Pembayaran dilunasi begitu mereka datang. Tiap penari dijanjikan uang saku Rp1 juta," kata Dominik.
Selama sepakan berada di Jakarta, para penari itu makan seadanya dan tidur berjubel beralaskan lantai di sebuah rumah kontrakan.
Anggota DPR dari daerah pemilihan I NTT Setya Novanto mengunjungi para penari itu di kediaman Dominik. "Saya lihat berita dari televisi. Lalu saya ke sana. Saya kaget melihat anak-anak pada tidur di lantai," katanya.
Melihat keadaan itu, Novanto lalu memberikan bantuan uang dan makanan, serta menyediakan bus untuk mengangkut para penari ke Bandara Soekarno-Hatta.
Novanto meminta agar Pemda NTT, khususnya Pemda Lembata harus mengusut tuntas masalah itu. (Hil/J-3)
JAKARTA (MI): Sebanyak 30 penari asal Lembata, Nusa Tenggara Timor (NTT) yang beraksi di Istana Negara saat acara HUT ke-63 Kemerdekaan RI di Istana Negara, 17 Agustus lalu, akhirnya pulang setelah hampir sepekan telantar di Jakarta, kemarin.
Para penari tarian Baleo, yang mengisahkan tentang proses penangkapan ikan paus, itu terdiri dari siswa SLTA. Nasib mereka terkatung-katung di sebuah rumah kontrakan milik Dominik Rully di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, karena ditelantarkan pimpinan rombongan, yang juga Kepala Dinas Depdiknas Lembata, Martin Didi Lejak.
Sebelumnya, para penari ini menginap di Graha Wisata Remaja TMII, selama sepuluh hari sebelum upacara di istana.
Namun, sehari setelah tampil menawan di istana, mereka diusir dari penginapan karena Martin menarik uang yang disetorkan kepada pengelola penginapan, sedangkan Martin menghilang.
"Mereka sewa penginapan untuk penari dan rombongan. Total uang sewa Rp 1 juta. Pembayaran dilunasi begitu mereka datang. Tiap penari dijanjikan uang saku Rp1 juta," kata Dominik.
Selama sepakan berada di Jakarta, para penari itu makan seadanya dan tidur berjubel beralaskan lantai di sebuah rumah kontrakan.
Anggota DPR dari daerah pemilihan I NTT Setya Novanto mengunjungi para penari itu di kediaman Dominik. "Saya lihat berita dari televisi. Lalu saya ke sana. Saya kaget melihat anak-anak pada tidur di lantai," katanya.
Melihat keadaan itu, Novanto lalu memberikan bantuan uang dan makanan, serta menyediakan bus untuk mengangkut para penari ke Bandara Soekarno-Hatta.
Novanto meminta agar Pemda NTT, khususnya Pemda Lembata harus mengusut tuntas masalah itu. (Hil/J-3)
Sumber; Media Indonesia; Minggu, 24 Agustus 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar