Senin, 27 Oktober 2008

Pesona NTT (LembataQ)

Jika Anda ke NTT (Lembata), Jangan Lupa Kunjungi Tempat-tempat ini;




















Pesona Lamalera


Lamalera yang terletak di Pulau Lomblen, Wulandoni, Lembata, Flores Timur adalah salah satu suku di Indonesia yang memiliki cara hidup yang sungguh menarik dan unik. Kegiatan suku tersebut merupakan satu hal yang amat unik di Indonesia dan tidak ada duanya. Suku ini telah mengadakan acara perbururan Paus secara tradisional semenjak abad ke 14. Paus yang mereka buru memang khas perairan tersebut. Paus tersebut dikenal sebagai Koteklema atau Paus Sperma. Sebagai turis, apabila anda tertarik, anda bisa ikut serta dalam perburuan paus yang sungguh menantang ini, namun tetap aman karena diberkati oleh pastur setempat.

Senin, 06 Oktober 2008

Sekami Bersukacita di Lewoleba


Sumber; www. Poskupang


LEWOLEBA, PK----Sekitar 700-an anak yang tergabung dalam Serikat Kepausan Anak-Anak Misioner Indonesia (Sekami) asal Paroki Kalikasa, Kecamatan Atadei dan Lewoleba berbaur dan bersukacita dalam berbagai kegiatan gerak dan tari, pertandingan dan perlombaan olahraga, Kamis (2/9/2008), di Kota Lewoleba. Perayaan bersama ini merupakan sarana rekreasi dan sosialisasi anak mengenal lingkungan di luar kampung halamannya.

Acara sehari berlangsung sejak pagi diawali ekaristi dan diakhiri perlombaan dan pertandingan olahraga. Para pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPP) Paroki Kalikasa, Camat Atadei, Yohakim Tange, para suster dan pembina berbaur bersama anak-anak dalam sukacita gerak dan tarik, ciri khas Sekami di Aula Dekenat Lembata.

Pastor Moderator Sekami Paroki Sta. Maria Baneux Lewoleba, Romo Hironimus Kwure, Pr, menyatakan apreasiasi dan keinginan anak-anak mengikuti kegiatan Sekami sangat tinggi. Mereka larut dalam kegembiraan tari dan lagu bersama para pembinanya.
Ia menyatakan, kunjungan Sekami dari paroki yang lain sangat positif guna mendorong perkembangan dan pertumbuhan kecerdasan, pengetahuan dan psikologi anak. Karena itu, para orangtua dan pembina diimbau terus-menerus memberikan dorongan supaya semakin banyak anak terlibat aktif mengikuti Sekami.

"Lebih banyak anak terlibat Sekami akan lebih baik. Mereka bukan hanya bisa memiliki dan mengenal lebih banyak temannya, keadaan lingkungan luar, tapi juga mendapatkan pembinaan mental dan spiritual. Aktivitas yang diramu membuat anak tidak bosan," kata Romo Hiro kepada Pos Kupang.
Pastor Dekenat Lembata, Romo Sinyo da Gomez, Pr, salut dengan partisipasi dan menyaksikan keceriaan anak-anak mengikuti kegiatan yang bernuansa hiburan dan pengetahuan rohani.

Ia berharap para orangtua dan keluarga memahami manfaat pembinaan Sekami untuk menambah wawasan spiritual, mental dan psikologi anak menghadapi tantangan masa depan.

"Kita tidak pernah tahu seperti apa kehidupan anak-anak kita saat ini ketika mereka memasuki masa 20 tahun yang akan datang. Karena itu, gereja dan Keuskupan Larantuka membuat program pembianaan melalui Sekami. Pada masa anak-anak sangat penting menanamkan nilai spiritual, mental dan psikologi anak menghadapinya. Ketika mereka beranjak remaja di dalam dirinya telah tertanam nilai moral dan spiritual. Anak bisa menentukan pilihan dari sekian banyak pilihan yang cocok menurut iman dan kepercayaannya," kata Romo Sinyo.

Ia menambahkan, Keuskupan Larantuka menetapkan tahun 2008 menjadi tahun keluarga dengan maksud memberikan porsi perhatian kepada keluarga, meningkatkan pendidikan mental dan spiritual kepada anak. Gereja memandang peran keluarga paling urgen menyiapkan anak memasuki jenjang usia remaja dan dewasa. Kemajuan ilmu pengetahuan dan komunikasi yang sangat cepat praktis tanpa batas, mendorong keluarga meningkatkan intensitas penanaman nilai-nilai di dalam diri anak. (ius)

Kegelisahan Pejabat NTT Versi Obbie Messakh

Sumber: www.poskupang // Oleh Ferry Ndoen


RESAH dan gelisah.....menunggu disini........disudut sekolah tempat yang kau janjikan, ingin jumpa dengan mu walau mencuri waktu,........ menanti apa jawabmu.
Bait lagu melankolis ini sangat tenar dibawakan penyanyi lagu pop Indonesia Obbie Messakh tahun 1984. Lagu ini sempat menjadi tembang hits dan bertenggar beberapa bulan di tangga Top Ten Lagu Pop Indonesia tahun 1984. Bahkan lagu ini sempat menjadi idola kawula muda pada era itu.

Namun penggalan lagu bait pertama Obbie Messakh ini ternyata sarat makna. Pasalnya, dalam beberapa kesempatan saat membawakan sambutan, Gubernur NTT, Drs. Frans Labu Raya selalu melontarkan bait lagu ini untuk mengingatkan para pejabat lingkup Setda NTT, baik pimpinan dinas, badan, biro, kantor serta bagian untuk tidak selalu resah dan gelisah terkait rencana perampingan dinas instansi lingkup Pemda NTT sesuai yang diisyaratkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Kelambagaan Perangkat Daerah.

Yang namanya rasa kekhawatiran, kegalauan, rasa gelisah akan masa depan merupakan perasaan mendasar/hakiki yang melekat pada diri setiap manusia. Hal ini karena pada dasarnya setiap manusia memiliki rasa ego untuk diakui, dihargai dan juga ingin menguasai (berkuasa). Ini juga merupakan salah satu sifat dasar manusia.

Kegelisahan dan rasa khawatir akan kehilangan sebuah jabatan yang diemban/dipegang juga merupakan sebuah perasaan wajar dan manusiawi bagi seorang pejabat yang sedang memegang jabatan. Perasaan ini selalu menghantui seorang pimpinan yang sedang memegang kewenangan/kekuasaan, atau bagi seseorang yang sedang memegang kepercayaan menjadi pimpinan pada sebuah lembaga satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
Kegelisahan para pejabat lingkup Pemda NTT terkait rencana penerapan PP Nomor 41 Tahun 2007 ini ditangkap orang nomor satu di NTT, Frans Lebu Raya, dan orang nomor dua, Esthon Foenay.

Dalam sambutannya saat Pelantikan Sekda Alor, Drs. Sepri Datemoly tanggal 6 Agustus 2008 lalu, di ruang serba guna gereja Pola, Kota Kalabahi, Gubernur NTT, Frans Lebu Raya sengaja mengangkat/menyentil kembali bait lagu Obbie Messakh ini untuk 'menentramkan' hati dan meneguhkan agar para pejabat di NTT tidak usah kegelisahan tapi mereka tetap bekerja seperti biasa melayani masyarakat sesuai program yang sudah ada di masing- masing instansi.

"Saya lihat banyak pejabat resah dan gelisah terkait rencana penerapan PP 41 Tahun 2007. Tapi saya mau ingatkan agar tidak usaha resah dan gelisah tapi bekerjalah seperti biasa melayani masyarakat karena kita adalah abdi masyarakat. Kita digaji untuk melayani masyarakat. Masyarakat adalah tuan dan kita abdinya," kata Gubernur Lebu Raya mengingatkan para pejabat sambil tetap tersenyum.

Namun Gubernur Lebu Raya tidak menyangkali bahwa PP 41 Tahun 2007 ini harus dilaksanakan sesuai ketentuan. Namun dia minta para pejabat di NTT untuk tidak usah resah dan gelisah. "Ini kan pernyataan Obbie Messakh dalam lagunya," kata Frans Lebu Raya sambil tersenyum saat melakukan kunjungan perdana membuka Expo VII Alor Emas Tahun 2008, di Kota Kalabahi.
Jika PP/41/2007 ini dilaksanakan, maka sejumlah pejabat eselon II pada sejumlah dinas, biro serta sekian banyak jabatan eselon III dan eslon IV lingkup Setda NTT akan terhapus.

Sesuai kuota yang ada terkait penerapan PP ini, instansi yang akan dimerger antara lain, Dinas Pemuda dan Olahraga akan masuk bergabungan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Dinas Perkebunan NTT akan dimerger ke Dinas Pertanian. Sementara Biro Humas akan dilebur masuk ke Badan Infokom, Biro Pemdes akan dimerger masuk ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) NTT, Biro Keuangan masuk Ke Dinas Pendapatan Daerah dan Keuangan dan Aset Daerah, yang akan diikuti sejumlah jabatan pada eselon III dan eselon IV yang jika dijumlahkan mencapai ratusan pejabat yang akan kehilangan jabatannya.

Namun dengan semangat perampingan aparatur dan birokrasi sesuai amanat PP/41/2007 ini, kita berharap semangat melayani kepada masyarakat oleh para pejabat tidak akan kendur dan luntur. Pasalnya, saat mereka dilantik menjadi PNS, para pejabat ini tidak pernah bermimpi untuk menjadi pejabat. Namun karena garis tanganlah maka mereka kini menjadi pejabat. Karena itu, jangan lupa bahwa semuanya itu ada masa dan ketika. Seperti sebuah roda pedati yang pada akhirnya seorang PNS akan memasuki masa pensiun karena usia tidak bisa direkayasa oleh siapapun. (*)