Sumber: Media Indonesia; Kamis, 7 Agustus 2008
Setya Novanto, Charles Mesang Ditolak
JAKARTA (MI): Penyusunan daftar calon anggota legislatif (caleg) memanas. Sejumlah mahasiswa menolak keberadaan caleg yang dinilai tidak mampu memberi kontribusi bagi daerah.
Sejumlah mahasiswa Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Nusa Lontar (Ikmar), menolak Setya Novanto dan Charles Mesang sebagai caleg dari daerah pemilihan NTT II.
JAKARTA (MI): Penyusunan daftar calon anggota legislatif (caleg) memanas. Sejumlah mahasiswa menolak keberadaan caleg yang dinilai tidak mampu memberi kontribusi bagi daerah.
Sejumlah mahasiswa Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Nusa Lontar (Ikmar), menolak Setya Novanto dan Charles Mesang sebagai caleg dari daerah pemilihan NTT II.
Surat penolakan tertanggal 1 Agustus 2008 itu ditandatangani Zetri Oscar dan Marten Ndolu, yang ditujukan kepada Ketua DPD Partai Golkar NTT. Penolakan terhadap kedua anggota Fraksi Partai Golkar DPR itu karena mereka dianggap tidak memberi kontribusi kepada daerah.
Setya Novanto dinilai tidak merealisasikan janji saat kampanye pada Pemilu 2004. Di antaranya pembangunan rumah sakit termegah di Asia di Kota Kupang.
Menanggapi surat tersebut, Charles Mesang maupun Setya Novanto membantah mereka ditolak oleh masyarakat NTT.
Menurut Charles, penolakan itu tidak mewakili aspirasi masyarakat. "Itu adalah kampanye hitam. Saya ini dicalonkan karena prestasi. Apalagi saya adalah koordinator daerah pemenangan pemilu di NTT," Cetus Charles.
Sedangkan Setya Novanto menyatakan protes itu bukan dilakukan mahasiswa. "Mereka ingin jadi caleg. Mereka hanya iri. Itu tidak perlu ditanggapi," tegas Novanto.
Pengamat politik dari Universitas Nusa Cendana Kupang, David Pandie, mengatakan parpol harus selektif mengusung caleg. Karena, sejumlah anggota DPR hasil Pemilu 2004 ternyata tidak memberi kontribusi bagi daerah.
Sementara itu, pengamat politik CSIS Indra Jaya Piliang mendeklarasikan diri menjadi caleg Partai Golkar dari daerah pemilihan Sumatra Barat II. "Yang saya lakukan hanyalah perpindahan tempat dari pengamat menjadi pelaku," kata Indra di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, Partai Golkar termasuk yang paling akomodatif atas ide-idenya. Tanpa Partai Golkar, otonomi daerah akan macet. "Saya menyediakan diri membentuk semacam think-tank partai. Parpol modern selayaknya memiliki institusi kaderisasi dan pengetahuan. Kalau perlu, mengembangkan semacam kampus-kampus kecil guna memajukan pemikiran politik," ujar Indra.
Penjaringan caleg adalah salah sate fokus partai saat ini. Sebab, KPU menetapkan jadwal penyerahan daftar caleg mulai 14 Agustus hingga 19 Agustus.
Ketua Umum Partai Matahari Bangsa Imam Addaruqutni di Semarang, kemarin, menyatakan akan menjaring kalangan aktivis organisasi untuk menjadi caleg guna memperoleh suara sah 7% pada Pemilu 2009.
Ketua Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Nasional Ulama KH Abdurrochman Chudlori di Bandung kemarin, menegaskan caleg PKNU harus tidak terlibat korupsi. (Far/PO/OL/YK/Ant/P-4)